Dalam pandangan
siti jenar esensi (inti keberadaan) manusia adalah hati (qolb), karena dalam
qolb terdapat ihsas (rasa) dan ‘isyq (Cinta), sehingga manusia memiliki nilai
lebih dibandingkan dengan akalnya. Namun perlu dipahami dalam pandangan siti
jenar cinta yang dimaksud bukanlah dalam arti cinta seksual seperti cinta pada
umumnya. Ada dua ciri cinta menurut siti jenar :
1.
Cinta ini bergerak menuju kepada Allah. Ma’syuq (obyek
yang dicintai)-nya hanyalah Allah SWT.
2.
Cinta ini mengalir pada semua yang maujud; bintang,
bulan, matahari dan yang ada di sekalian alam.
Hati (al-qalb)
adalah sentral Cinta. Maka bagaimana agar manusia mencapai insan kamil ? Para ‘urafa
yakin bahwa dengan akal (baca; nalar), manusia tidak akan pernah mencapai kesempurnaan yang
hakiki.
Siti Jenar meyakini adanya kitab’azali yang terdapat dalam
diri setiap orang. Kitab Agung tempat khazanah pengetahuan Gusti Allah adalah; hati. Allah tidak akan pernah dapat ditampung bumi dan langit, tetapi Allah dapat pada hati orang-orang mukmin. Dengan membersihkan hati (tazkiyyatun-nafs) dan
mengkonsentrasikan hati serta mengarahkannya hanya kepada Allah, maka seseorang
akan dapat mencapai derajat insan kamil.
- Dalam kitab sufi tidak terdapat
tulisan dan kata,
Yang ada hanya hati putih bak salju - Karena tulisan dan kata
hanyalah rerantingan
Sedang Wujud yang dirasa adalah akar - Dan tulisan dan kata hanyalah
kekhayalan
Seang rasakanlah Ia yang lebih dekat dari urat leher - Dalam hati sufi tidak terdapat
berbagai pengetahuan
Yang ada hanya lah Ia sendiri