Manusia bahagia bila ia bisa membuka
mata. Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka
mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau
membuka diri. Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.
Manusia tidak bahagia karena tidak mau
membuka hati, berusaha meraih yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan,
tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada. Manusia buta karena egois dan hanya
memikirkan diri, tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat
ini, apa yang ada
adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.
Ada teman yang begitu mencintai, namun
tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari,
padahal di depan mata ada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah,
ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan.
Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal
lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain.
Kebahagiaan bersumber dari dalam diri
kita sendiri. Jikalau berharap dari orang lain, maka bersiaplah untuk ditinggalkan, bersiaplah untuk
dikhianati. Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri,
mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain.
Percayalah kepada Gusti Allah, dan bersyukurlah kepada-Nya, bahwa
kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati. Ia
akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok
hari. Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai begitu banyak orang.