Pertama, shalat adalah
pencegah dari perbuatan buruk. “Sesungguhnya, shalat
dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar” (QS Al-‘Ankabût [29]: 45). Perbuatan keji adalah semua perkataan dan perbuatan yang mengotori
kehormatan dan kesucian diri, sementara yang mung- kar adalah apa saja yang ditolak oleh syariat.
Kedua, shalat adalah
sumber petunjuk. Rasulullah bersabda, “Shalat adalah
sumber cahaya.” Barang siapa yang memeliharanya, ia akan mendapatkan
cahaya dan petunjuk. Dan barang siapa yang tidak memeliharanya, maka tiada cahaya atau
petunjuk baginya.
Ketiga, shalat adalah sarana kita meminta
pertolongan dari Allah Swt. “Mintalah pertolongan dengan sabar
(dalam sebagian tafsir, sabar diartikan sebagai
puasa) dan shalat” (QS
Al-Baqarah [2]: 45).
Keempat, shalat adalah pelipur jiwa. Allah Swt. berfirman, “… dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku” (QS Thâ Hâ [20]: 13-14). “Dan bukankah dengan mengingat-Ku, hati menjadi tenteram?” (QS Al-Ra‘d [13]: 28). Diriwayatkan bahwa setiap
kali Rasul mengalami kesedihan atau kegundahan, beliau akan
memerintahkan kepada Bilal, “Senangkan
kami, wahai Bilal.” Maksud beliau, hendaklah Bilal mengumandangkan
iqamah agar Rasul dan para sahabatnya dapat melakukan shalat setelah
itu. Pada kesempatan lain, beliau menyatakan, “Dijadikan bagiku shalat sebagai
penyejuk jiwaku.”
Kelima, selain mendatangkan kebahagiaan, shalat yang dilakukan secara teratur akan dapat melahirkan kreativitas. Psikologi mutakhir yang biasa disebut sebagai psikologi positif telah menunjukkan besarnya pengaruh
ketenangan terhadap kreativitas. Mihaly Csikszentmihalyi, ahli psikologi ini,
memperkenalkan suatu keadaan dalam diri manusia yang disebutnya sebagai “flow”. Bukan saja “flow” adalah sumber kebahagiaan, ia sekaligus adalah sumber
kreativitas. Shalat yang
khusyuk menghasilkan kondisi “flow” dalam diri pelakunya.
Keenam, berdasar penemuan-penemuan mutakhir
yang menyatakan bahwa kesehatan
tubuh dan penyakit sebenarnya
berasal dari penyakit jiwa, dan bahwa banyak penyakit
tubuh sesungguhnya dapat disembuhkan melalui ketenangan jiwa, maka shalat
dapat dilihat sebagai sarana kesehatan tubuh juga.
Dan, sehubungan dengan ini, telah banyak dilakukan penelitian untuk melihat manfaat
mengerjakan shalat secara teratur bagi kesehatan tubuh.
Dapat disimpulkan dari berbagai manfaat
shalat tersebut di atas bahwa sesungguhnya shalat di samping fungsi utamanya sebagai sarana beribadah
kepada-Nya, mengembangkan
keimanan kepada suatu Zat Maha kuasa dan Maha Penyayang yang kepada-Nya kita dapat mempertautkan
kecintaan dan keimanan, serta memperhalus akhlak adalah fasilitas yang
dianugerahkan-Nya kepada kita untuk meningkatkan kualitas hidup
kita sehari-hari. Banyak orang bersusah
payah mencari jalan dalam
mencapai hal ini dengan mengembangkan berbagai bentuk meditasi transendental, hipnosis, mencari konsultasi psikologis dan medis, bahkan lari kepada obat-obat penenang atau, kalau tidak, mesti hidup dalam kebingungan
serta tekanan
stres dan depresi. Padahal, sebagai Muslim,
kita telah diajari teknik-teknik foul
proof
yang datang dari Dia
Yang Mahatahu.
Masihkah, setelah
ini, kita akan menyia-
nyiakan shalat
dengan tidak menjalankannya? (disarikan dari buku “buat apa
sholat”)