Ibadah haji terdiri dari
rangkain-rangkain ritual yang saling berkesinambungan, merupakan warisan
tardisi turun-temurun yang didalamnya terdapat pesan baik secara eksplist
maupun inplisit yang kerap mendekati makna esoteric. Muatan nilai-nilai yang
terismpan dalam ibadah haji itulah yang akan mengantarkan kepada sejatinya
manusia sebagai hamba, dan mahluk sosial.
Tujuan ibaadah haji yang dilakukan
umat islam bukan untuk Allah, tetapi untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Hakikat manusia sebagai makhluk dipraktikkan dalam pelaksanaan ibadah
haji, dalam acara-acara ritual, atau dalam tuntunan non-ritualnya, dalam bentuk
kewajiban atau larangan, dalam bentuk nyata atau simbolik dan semuanya, pada
akhirnya mengantarkan seorang haji hidup dengan pengamalan dan pengalaman
kemanusiaan universal.
1. Ihram : Disinilah pijakan pertama kali
ritual ibadah haji di mulai, meliputi mandi sunah, mengenakan pakaian
ihram, niat dan sholat sunah 2 rakaat. Niat merupakan pilar bagi semua
ibadah.Maka tidak salah jika nilai sebuah ibadah tergatung pada niatnya dan
kesempurnaan ibadah terletak pada prakeknya. Ihram terdapat berbagai muatan
nilai berupa theologis bahwa esensi haji absolut sebagai bentuk panghambaan
kepada sang pencipta, dengan niat pengesaan tanpa elemen-elemen duniawi.
Dimensi pisikologis setiap manusia akan merasakan gejolak jiwa ketika bertemu
dengan yang disukainya, baik berupa perasaan senang, khawatir, takut dan lain
sebagainya. Seperti hal nya ketika Ihram saat melepas semua pakaian berjahit
dan berniat melakukan haji dengan segala bentuk ritual yang disyariatkan,
berbagia rasa berbaur dalam hati manusia.Hingga mencapai sebuah puncak
pengalaman spiritual manusia yang bersifat universal.
2.
Thawaf: yakni mengelilingi ka’bah sebanyak
tujuh kali. Al Qur’an menyebutkan Ka’bah merupakan rumah yang pertama kali
dibagun (lht surat Al-Imran:96), Pelatakan batu pertama oleh nabi Ibrahim As
pada central bumi berdasarkan ilham ilahi, Ka’bah secara vertikal satu titik
dengan baitul ma’mur yakni tempat dimana para malaikat bertawaf. Sains telah
mengungkap sebuah fakta bahwa Ka’bah terletak di central bumi, sebagi syimbol
rotasi alam semesta dimana matahari sebagai pusat tata surya dikeliling
oleh pelanet-pelanet.Disebutkan dalam riwayat bahwa ritual thawaf pertama kali
dilakukan oleh nabi Adam As. Sebagi bentuk tobat kepada Allah Swt. Ka’bah
dikelilingi oleh jutaan umat muslim diseluruh dunia dengan membentuk putaran
yang memusat pada satu titik, dengan penuh pengharapan, kerendahan diri dan
penyucian jiwa. Semua manusia ketika berthawaf memusatkan gerakan kepada Ka’bah
meski himpitan dan desakan tak dapat dihindari. Thawaf merupakan syimbol
perjuangan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Menyatukan langkah
dan memusatkan hati kepada eksisensi sang pencipta. Sehingga ketika ideology
manusia terpusat pada eksistensi sang pencipta maka segala elemen yang ada
mengitari pusatnya dan keridhoan Allah Swt lah merupakan hadiah terindah dalam
kehidupan.
3. Sa’i: secara literal berlari-lari kecil
antara bukit Shafa dan Marwah selama tujuh kali putaran, banyak para ulama
menafsirkan makna dibalik angka tujuh, diantaranya tujuh lapisan langin dan
bumi, namun apapun makna dibalik itu semua, ritual Sa’i dengan tujuh kali
putaran bersifat tawqifi dan hakikat sebenarnya hanya diketahui oleh
sang pencipta. Sa’i memiliki syimbol eskistensi perjuangan hidup manusia bahwa
kehidupan selalu bergerak dan usaha merupakan bukti dari pada pergerakan hidup.
Secara historis Sa’i dilakukan pertama kali oleh seorang perempuan yang bernama
Siti Hajar, beliau berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwa selama tujuh kali,
guna mencari air untuk sang buah hati yakni Ismail As. Kala itu mereka berdua
berada padang pasir yang tandus tanpa oase maupun pepohonan. Demi
bertahan hidup sang buah hati, sang ibu bersusah payah mencari air, karna
airlah merupakan sumber kehidupan.“ Dan Kami jadikan dari air segala
sesuatu”(QS.Al Anbiya:30)
Disini ada
hal yang menarik untuk disimak.Ada symbol perempuan dalam perjuangan, kasih
sayang dan tanggung jawab. Ketika ia sendirian tanpa seorang suami, hanya
berdua dengan sang buah hati yang saat itu tak henti-henti menangis, dengan
kondisi fisik yang lemah hingga tak dapat memberikan ASI, sosok Hajar begitu
kuat dengan segala keterbatasn fisik ia mampu berlari-lari mencari sumber kehidupan,
satu dua kali bahkan sampai tiga kali hingga tujuh kali dia tak putus asa terus
dan terus berlari hingga akhirnya ia menemukan pancaran air dari kaki sang
bayi. Dalam kelemahan seorang perempuan terdapat harapan serta semangat
yang kuat dan bukti dari pada kasih sayang seorang ibu kepada sang buah hati
segala pengorbanan akan ia perjuangkan.
Tokoh Siti
Hajar mewakili social kultural saat itu dimana kedudukan wanita dipandang
rendah, dan identitas Hajar sebagai budak dari kasta rendah, yang dipandang
sebelah mata oleh masyarakat kala itu. Namun Allah Swt melalu sosok Siti
Hajar mengangkat derajat perempuan tanpa memandang identitas social semua sama
dihadapan sang pencipta.
Bukti
ketaatan perempuan sebagai seorang istri, yang ditinggalkan suaminya dipandang
pasir yang tandus masih terkenang sampai saat, bukti dari perjuangan seorang
ibu untuk sang buah hati kini menjadi ritual suci dalam ibadah haji.
Air zam-zam
sampai saat ini terus mengalir, bersih dan penuh berkah mengisyaratkan bahwa
layaknya manusia mencari sumber kehidupan yang bersih, halal sehingga
memberikan keberkahan. makna esoteris lain dari sa’i ialah laykanya manusia
melepaskan dirinya dari rasa takut dan hanya berharap kepada Allah Swt.
4. Wuquf Arafah: wuquf merupakan pilar utama dari
ibadah haji sebagai mana sabda Rasulluallah Saw.” Al haju arafah”.Wuquf
di Arafah merupakn ritual yang paling sakral dalam prosesi ibadah haji.Wuquf
secara eptimologi yakni berdiam diri.Dalam ayat-ayat al qur’an terdapat banyak
kolerasi antara haji dengan mengingat Allah Swt. Dalam surat Al Baqarah ayat
199-203 disebutkan esensi ibadah haji secara berurutan yakni mengingat Allah
Swt. Sehingga wuquf memiliki makna berdiam diri dipadang yang luas untuk
mengingat Allah Swt. dengan berdoa dan berkontemplasi memaknai hakikat siapa
diri ini dan kemana akan kembali.
Wuquf
memiliki pesan elgaliter persamaan semua manusia dari seluruh penjuru dunia,
tanpa memandang ras, suku, martabat, tahta, bahasa dan lain sebagainya. Mereka
berada dalam satu tempat yang sama, dengan satu kain pakaian yang sama, dibawah
sengatan sinar matahari, semua sama-sama bermunajat kepada Allah Swt. Tak ada
yang membedakan satu sama lainnya dihadapan Allah Swt. Kecuali ketakwaan. Semua
manusia akan berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Wuquf
merupakan gambaran hari mahsyar, dimana kelak seluruh manusia dikumpulkan
dibawah sengatan matahari tanpa sehalai kain, hanya amal merekalah yang
menentukan. Sebagai mana Allah Swt. Berfirman dalam surat Al Syu’ura:88-89
“Hari di mana harta dan anak-anak tak akan berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih. Dan di hari itu didekatkanlah surga
kepada orang-orang yang bertaqwa, dan diperlihatkan dengan jelas neraka kepada
orang- orang yang sesat)”.
Wuquf
memiliki pisikologis ketika manusia merasa satu perasaan, memiliki persamaan
maka akan menimbulkan rasa saling memiliki, saling mengasihi dan menimbulkan
persaudaraan. Dari persaudaraan ini lah timbul persatuan. Dalam skala besar
makna persatuan umat muslim diseluruh dunia merupakan sumber kekuatan Islam.
Wuquf
memberikan cerminan humanism terhadap sesama, ketika kita memahami hakikat maka
semua sama tak ada status. Kelas yang memetakan derajat manusia. Hanya
ketaqwaanlah yang membedakan mahluk dihadapan sang pencipta. Disamping itu
wuquf merupakan manifestasi kebahagiaan manusia, dengan menanamkan nilai-nilai
wuquf manusia maka akan terrealisasi ketenangan dan kebahagiaan
dalam kehidupan. Karna hakikat hidup dengan mengingat Allah Swt kita tahu siapa
sejatinya diri kita.
Dalam
prosesi wukuf menuju melempar jumrah ada dimensi waktu perputaran siang dan
malam, para Jemaah haji bermalam dimuzdalifah, mengumpulkan batu dan kerikil
guna melempar jumroh di mina.Disini ada dimensi waktu dalam ritual perputaran
siang dan malam.Dimana perputaran dua alam mengisyaratkan supaya manusia tidak
melenceng kearah kanan dan kiri, selau konsisten dalam setiap keadaan.
5. Melempar jumroh:yakni melempar tujuh kali batu di
mina pada tiga tempat yakni jumrah aqobah, wusto dan ula. Melempar jumroh merupakan
symbol pengusir syetan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. Ketika beliau
hendak melaksanakan perintah Allah Swt. Untuk menyembelih Nabi Ismail As.
Melempar jumroh memiliki makna pembersihan sifat-sifat kesetanan dalam diri
manusia, keegoistikan dan simbol nyata bahwa setan merupakan musuh manusia
artinya pelemparan batu yang berkali-kali dan dalam tempat yang berbeda,
mengisyaratkan bahwa dengan segala macam cara syetan akan mengajak anak cucu
adam dan menyesatkannya dari jalan yang lurus. Makna esetoric dari melempar
jumroh pembebasan hati manusia dari hawa nafsu dan menjauhi perintah syetan,
menuju kepada ketaatan yang hakiki.
6. Berqurban: Secara eptimologi yakni dekat atau
mendekatan diri. Dalam Haji berqurban berarti mendekatkan diri kepada Allah,
melalui penyembelihan ternak yang merupakan simbol kepatuhan dan ketaatan
sebagai salah satu bentuk ketaqwaan kepada Allah Swt.
Dimensi
historis qurban merupakan puncak pengorbanan tertinggi dari bapa pada nabi
setelah melewati fase-fase ujian dan cobaan yang begitu berat, sampai akhirnya
nabi Ibrahim As. Dapat melewati segala proses tersebut. Nabi Ibrahim sebagai
simbol seorang ayah yang merelakan anaknya di qurbankan, padahal sang buah hati
sangat disayanginya, sejak kecil ikatan seorang ayah dengan anaknya
terpisahkan, ketika menginjak dewasa nabi Ibrahim As. Harus mempersembahkan
sang buah hatinya kepada sang pencipta. Artinya qur’ban merupakan totalitas
kepasrahan, kerelaan seorang hamba.Dan merupakan persembahan terbaik dari
seorang hamba. Karna persembahan terbaik itulah yang akan diterima oleh Allah
Swt. Sebagaimana dikisahkan oleh kedua anak Adam, Qabil dan Habil (lihat. Qs.
Al Maidah:29)
Selain itu,
qurban adalah simbol perjuangan manusia mewujudkan solidaritas sosial-ekonomi
demi kesejahteraan bersama. Rasyid Ridho menyatakan, bahwa: “ ibadah qurban
melambangkan perjuangan kebenaran yang menuntut tingkat kesabaran, ketabahan
dan pengorbanan yang tinggi”. Pandangan ini mengajak kita untuk menaruh
perhatian yang tinggi kepada dimensi moral dan perjuangan kemanusiaan ini.Dan
semua harus terus diperjuangkan bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan
sosial.Kepemihakan Islam terhadap komunitas manusia yang miskin atau
dimiskinkan oleh struktur sosialnya merupakan komitmen utama Islam. Menyembelih
hewan adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang menyesatkan dan yang
seringkali tidak peka dan tak peduli terhadap penderitaan orang lain.
7.
Tahalul merupakan prosesi dalam ritual
ibadah haji dengan mencukur sebagian rambut. sebagai symbol rasa syukur dan
pembersihan jiwa dari hal-hal yang kotor. Sehingga manusia kembali kepada
fitrah asalnya.
Makna yang yang ada dalam ibadah haji baik secara ekpilist maupun inplisit
dan esoteris inilah selayaknya diaplikasikan oleh umat muslim dalam
kehidupan sehari-hari.
Allahu’alam bi showab.
(penulis adalah
mahasiswi alumni Unv.Ibn Tofail,Kenitra-Maroko.pesantrenvirtual.com)