Wahai saudaraku seiman, wajib atasmu berbuka ketika
matahari telah terbenam, janganlah dihiraukan oleh rona merah yang masih
terlihat di ufuk, dengan ini berarti engkau telah mengikuti sunnah Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam dan menyelisihi Yahudi dan Nashrani, karena mereka
mengakhirkan berbuka.
Pengakhiran mereka itu sampai pada waktu tertentu, yakni
hingga terbitnya bintang. maka dengan mengikuti jalan dan manhaj Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam berarti engkau menampakkan syiar-syiar agama,
memperkokoh petunjuk yang kita jalani, yang kita harapkan jin dan manusia
berkumpul di atasnya. Hal-hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam pada paragraf-paragraf yang akan
datang.
Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu'anhu, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama
menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari (4/173) dan Muslim
(1093))
b. Menyegerakan berbuka adalah sunnah Rasul Shallallahu
'alaihi wasallam
Jika umat Islamiyah menyegerakan berbuka berarti mereka
tetap di atas sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan manhaj Salafus
Shalih, dengan izin Allah mereka tidak akan tersesat selama 'berpegang dengan
sunnah Rasul mereka dan menolak semua yang merubah sunnah'.
Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu'anhu, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa)." (HR Ibnu Hibban (891) dengan sanad shahih)
"Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa)." (HR Ibnu Hibban (891) dengan sanad shahih)
c. Menyegerakan buka berarti menyelisihi Yahudi dan
Nashrani
Tatkala manusia senantiasa berada di atas kebaikan
dikarenakan mengikuti manhaj Rasul mereka, memelihara sunnahnya, karena
sesungguhnya Islam (senantiasa) tetap tampak dan menang, tidak akan
memudharatkan orang yang menyelisihinya, ketika itu umat Islam akan menjadi
singa pemberani di lautan kegelapan, tauladan yang baik untuk diikuti, karena
mereka tidak mejadi pengekor orang Timur dan Barat, (yaitu) pengikut semua yang
berteriak, dan condong bersama angin kemana saja angin itu
bertiup.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang-orang Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya." (HR. Abu Dawud (2/305), Ibnu Hibban (223), sanadnya hasan) Kami katakan:
"Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang-orang Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya." (HR. Abu Dawud (2/305), Ibnu Hibban (223), sanadnya hasan) Kami katakan:
Hadits-hadit di atas mempunyai banyak faedah dan
catatan-catatan penting, sebagai berikut:
1) Kemenangan agama ini dan berkibarnya bendera akan
tercapai dengan syarat menyelisihi orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul
Kitab, ini sebagai penjelasan bagi umat Isalm, bahwa mereka akan mendapatkan
kebaikan yang banyak, jika membedakan diri dan tidak condong ke Barat ataupun ke
Timur, menolak untuk mengekor Karmelin atau mencari makan di Gedung Putih mudah-mudahan Allah merobohkannya, jika umat ini berbuat demikian mereka akan
menjadi perhiasan diantara umat manusia, jadi pusat perhatian, disenangi oleh
semua hati. Hal ini tidak akan terwujud, kecuali dengan kembali kepada Islam,
berpegang dengan Al Qur-an dan As Sunnah dalam masalah aqidah dan
manhaj.
2) Berpegang dengan Islam baik secara global maupun
rinci, berdasarkan firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam secara Kaffah." (Al Baqarah : 208)
Atas dasar inilah, maika ada yang membagi Islam menjadi
inti dan kulit, (ini adalah pembagian) bid'ah jahiliyah modern yang bertujuan
mengotori fikrah kaum muslimin dan memasukkan mereka ke dalam lingkaran
kekhawatiran. (Hal ini) tidak ada asalnya dalam agama Allah, bahkan akhirnya
akan merembet kepada perbuatan orang-orang yang dimurkai Allah, (yaitu) mereka
yang mengimani sebagian kitab dan mendustakan sebagian lainnya; kita
diperintahkan untuk menyelisihi mereka secara global maupun terperinci, dan
sungguh kita mengetahui bahwa buah dari menyelisihi Yahudi dan Nashrani adalah
tetap (tegak)nya agama lahir dan batin.
3) Dakwah ke jalan Allah dan memberi peringatan kepada
mukminin tidak akan terputus, perkara-perkaran baru yang menimpa umat Islam
tidak menyebabkan kita memilah syiar-syiar Allah, jangan sampai kita mengatakan
seperti perkataan kebanyakan dari mereka, "Ini perkara-perkara kecil, furu',
khilafiyah dan hawasyiyah, kita wajib meninggalkannya, kita pusatkan kesungguhan
kita untuk perkara besar yang memecah belah shaf kita dan mencerai-beraikan
barisan kita!"
Perhatikan wahai kaum muslimin, da'i ke jalan Allah di
atas bashirah, engkau telah tahu dari hadits-hadits yang mulia bahwa jayanya
agama ini bergantung kepada disegerakannya berbuka puasa yang dilakukan tatakala
lingkaran matahari telah terbenam. Maka bertaqwalah kepada Allah (wahai) setiap
orang yang menyangka berbuka ketika terbenambya matahari adalah fitnah, dan
seruan untuk menghidup kan sunnah ini adalah dakwah yang sesat dan bodoh,
menjauhkan umat Islam ini dari agamanya atau menyangka (hal tersebut) sebagai
dakwah yang tidak ada nilai nya, (yang) tdk mungkin seluruh muslimin berdiri di
atasnya, karena hal itu adalah perkara furu', khilafiyah atau masalah kulit,
walaahaula walaaquwwata illa billah.
d. Berbuka sebelum Shalat Maghrib
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berbuka sebelum
shalat Maghrib (HR. Ahmad (3/164), Abu Dawud (2356) dari Anas dengan sanad
hasan) karena menyegerakan berbuka adalah termasuk akhlaqnya para nabi. Dari Abu
Darda' Radhiyallahu'anhu:
"Tiga perkara yang merupakan akhlaq para nabi:
menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan di atas tangan
kiri dalam shalat." (HR Thabrani dalam Al Kabir sebagaimana dalam Al Majma'
(2/105)).