PRAKARYA
DAN KEWIRAUSAHAAN
UNTUK
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) / MADRASAH ALIYAH
(MA) DALAM KURIKULUM 2013
OLEH:
HM. FAUZAN
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2013
PRAKARYA
DAN KEWIRAUSAHAAN
UNTUK
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) / MADRASAH ALIYAH
(MA) DALAM KURIKULUM 2013
A.
Pengertian
Mata Pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge, yaitu
mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis
seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih
kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan
orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan
tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif
dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem,
manajemen dan ekonomis.
B.
Rasional
Dalam kehidupan dan berkehidupan, manusia membutuhkan keterampilan tangan
untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan
hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenangkan bagi dirinya
maupun orang lain serta mempunyai nilai kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk
itu pelatihan berkarya dengan menyenagkan harus dimulai dengan memahami
estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya selanjutnya. Dalam
rangkaian menemukan karya yang bermanfaat dilatihkan mencipta, memproduksi dan
memelihara yang ada kemudian memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk kehidupan selanujutnya.
Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi diharapkan
meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus mengapresiasi
teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan manusia Iondonesia
mengalami kejayaan pada masa lalu. Oleh karenanya, pembelajaran Prakarya di
tingkat sekolah lanjutan pertama didahului dengan wawsan keteknologian hasil
kearfian lokal menuju teknologi terbarukan. Pelatihan dimulai dengan memahami
fakta, prosedur, konsep maupun dalil yang ada melalui studi perorangan,
kelompok maupun projektif agar memberi dampak kepada pendidikan karakter yang
berupa kecerdasan kolektif. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun
artifisial ini akan memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran,
sehingga berdasarkan nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya.
C.
Tujuan
Tujuan pembelajaran Praklarya dan Kewirausahaan tergambarkan pula dalam
skema di Arah sebagai berikut:
Arah
pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
1.
Dilaksanakan sebagai pendidikan formal namun mengharapkan
tujuan akhir mempunyai keterampilan ekonomis.
2.
Bertujuan sebagai pendidikan formal menghasilkan
kualitas manusia yang mempunyai wawasan penciptaan berbasis pasar.
Tujuan
formal pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan
Secara
keseluruhan tujuan Prakarya dan Kewirausahaan dapat diuraikan sebagai berikut:
- Memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis.
- Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem dan teknologis
- Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan metakognitif.
- Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, maupun berisfat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal.
- Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola penciptaan karya (produksi), mengemas, dan usaha menjual berdasarkan prinsip ekonomis, ekosistemik dan ergonomis
D.
Ruang
lingkup materi
Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMA sederajat
disesuaikan dengan potensi sekolah, daerah setempat, karena sifat mata
pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah
tersebut. Penyesuaian ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya dan
sosiologis. Ekonomis, karena pada tingkat usia remaja sudah harus dibekali
dengan prinsip kewirausahaan agar tidak tertinggalkan konsep kemandirian pasca
sekolah. Budaya, karena prakarya sebenarnya adalah pengembangan materi kearifan
lokal yang telah dapat diidentifikasi dalam sejarah arkeologis mampu mengangkat
nama Indonesia ke dunia internasional. Sosio0logis, karena teknologi tradisi
ternyata mempunyai nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia. Oleh
karenanya bisa merupakan pilihan alternatif, dengan minimal 2 materi atau bahan
ajar yang disediakan. Namun demikian sedapat mungkin dilanksanakan berdasarkan
kebutuhan utama daerah tersebut, agar membekali secara keteknikan maupun
wawasan ide yang berasal dari teknologi kearifan lokal.
Dasar teknologi dan estetika lokal ini mempnyai
nilai etnik dan niklai keterjualan, oleh karenanya dikembangkan berdasarkan
sistem teknologi terbarukan sehingga memperoleh efektivitas dan efisiensi.
1.
Kerajinan
Tangan
Kerajinan tangan
dikaitkan dengan nilai pendidikan diujudkan dalam prosedur pembuatan.
Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan beberapa langkah
yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi
sosial serta social corporateness memulai
pemahaman karya orang lain. Pembuat pola menggambarkan di atas dikerjakan oleh perancang
gambar dilanjutkan dengan
pewarnaan sesuai dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan kesabaran
dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat kesalahan maka
hasil akhir tidak akan seperti yang diharapkan oleh pembuat pola dan motif
hiasnya. Prosesdur semacam ini memberikan nilai edukatif jika dilaksanakan di
sekolah.
Kerajinan
tangan yang diproduksi maupun direproduksi dikemasulang dengan sistem teknologi
dan ekosistem agar efektif dan efisien berdasarkan potensi lingkungan yang ada.
2.
Rekayasa
Rekayasa yang
diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan berpikir
rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan efisien.
Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran mandiri, seperti
menggoreng daging dengan lemaknya sendiri. Oleh karenanya, konsep teknologi
untuk mengembangkan diri dengan kemampuan yang diperoleh dari belajar tersebut.
Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau pun
produk untuk memungkinkan penemuan produk baru yang lebih berperan dan
kegunaan.
Prinsip rekayasa adalah mendaurulang sistem, bahan serta ide
yang disesuaikan dengan perkembangan jaman (teknologi) terbarukan. Oleh
karenanya rekayasa harus seimbang dan selaras dengan kondisi dan potensi daerah
setempat menuju karya yang mempunyai nilai keterjualan yang tinggi.
3.
Budidaya
Budidaya berpangkal
pada cultivation, yaitu suatu kerja yang
berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar
lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan perasaan
seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang. Prinsip pembinaan
rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau hewan,
namun dalam bekerja dibutuhkan system yang berjalan rutinitas, seperti
kebiasaan hidup orang: makan, minum dan bergerak. Maka seorang pembudidaya
harus memahami kartakter tumbuhan atau hewan yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri
dengan alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran echosystem menjadi langkah yang selalu
dipikirkan keseimbangan hidupnya.
Manfaat edukatif
budidaya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem)
menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan
kesabaran. Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat
melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan
perlengkapan teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan
sehari-hari yang variatif, karena masing-masing daerah mempunyai potensi
kearifan yang berbeda.
Budidaya telah dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan
teknologi tradisi, namun telah menunjukkan konsep budidaya yang memperhitungkan
musim, namun belum mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca
maupun ekonomi yang sedang berkembamng, maka pembelajaran prakarya-budidaya diharapkan
mampu menemukan ide pengembangan berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan
kebelanjutan materi atau bahan tersebut.
4.
Pengolahan
Pengolahan artinya
membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat
dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah
benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur, memodifikasi bahan
tersebut. Oleh karenanya kerja pengolahan menggunakan desain system, yaitu
mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai
contoh: membuat makanan atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan desain
secara tepat akan tetapi juga membutuhkan perasaan terutama rasa lidah dan
bau-bauan agar sedap. Kerja ini akan melatih rasa, dan kesabaran maupun berpikirapraktis
serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, serta racikan yang akan
membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Manfaat pendidikan
teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah:
pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan
telah dilakukan oleh pendahulu bangsa kita dengan teknologi tradisi yang
sederhana, namun telah menunjukkan konsep pengolahan yang aplikabel namun belum
mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca maupun ekonomi yang
sedang berkembamng, maka pembelajaran prakarya-budidaya diharapkan mampu
menemukan ide pengembangan berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan
kebelanjutan materi atau bahan tersebut.
E.
Prinsip-prinsip
Belajar, Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Prakarya dan
Kewirausahaan adalah karya yang mempunyai nilai keterjualan oleh karenanya
karya tersebut harus memenuhi standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli, nilai
kemanfaatan, kreatif serta bertanggungjawab terhadap ciptaannya berdasarkan
logika matematis maupun pengetahuan estetis. Secara garis besar dapat dilakukan
melalui:
Ø Mengamati lingkungan sekitar baik fisik
maupun pasar yang menjadi bahan eksplorasi, ekspreimentasi dan eksperiensi,
melalui kegiatan melihat, membaca, mendengar, mencermatinya, meneliti berbagai
objek alami maupun artifisial dengan metoda dan strategi kunjungan lapangan,
kajian pustaka, dan benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern dan
mencipta karya visual;
Ø Mendorong keingintahuan pesertadidik
setelah melakukan pengamatan berbagai gejala alami, artifisial maupun sosial
dengan merumuskan pertanyaan berdasarkan kaitan, pengaruh dan
kecenderungannya;
Ø Mengumpulkan data dan menciptakan karya
dengan merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan hasil identifikasi, menentukan
indikator keterjualan, kelayakan penampilan (estetik-ergonomis) dengan
melakukan wawancara dan atau mengeksplorasi alam dan gejala preferensi pasar (marketable) sebagai inspriasi
menciptakan karya;
Ø Melakukan analisis dan merekonstruksi
hasil ciptaannya berupa fakta, konsep, prosedur dan dalil baik yang bersifat
tradisional berbasis kearifan lokal, maupun modern, dan produktif dan
reproduktif yang bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan.
Ø Menampilkan kembali hasil ciptaannya
secara oral dan karya secara protofolio berdasarkan hasil olahan secara
pribadi, kelompok maupun projektif sehingga mempunyai nilai keterjualan serta
mempunyai wawasan pasar yang sesuai dengan lingkungan daerah maupun nasional.
Ø Merekonstruksi karya Prakarya secara
teknologi, seni dan ekonomis (efisiensi dan efektivitas) yang dapat
dimanfaatkan untuk mengapresiasi karya teknologi terbarukan dan keterjualan.
Penilaian karya Prakarya dan
Kewirausahaan melalui: produk dan proses, menggunakan tes yang disiapkan
berdasarkan standar penciptaan atau indikator lapangan (criterion refference test) maupun nontes melalui asesmen proses (norm refference test) sebagai authentic-asessment
1. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui tingkat wawsan serta produksi dan
kreasi Prakarya dan Kewirausahaan bagi peserta didik telah
menguasai kompetensi dasar tertentu
sesuai dengan Kompetensi Dasar berdasarkan indikator ketercapaian. Selain itu,
penilaian juga bertujuan:
a.
mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar peserta
didik;
b.
mengukur perkembangan kompetensi peserta didik; mendiagnosis kesulitan belajar peserta
didik;
c.
mengetahui hasil pembelajaran; mengetahui pencapaian
kurikulum;
d.
mendorong peserta didik belajar dan mengembangkan diri;
e.
sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran
2. Bentuk Instrumen Penilaian (Mengacu standar
penilaian)
Pembelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan ini dapat memanfaatkan berbagai bentuk instrumen penilaian
yang disesuaikan dengan metode, strategi pembelajaran dan ketercapaian
kompetensi yang didasarkan
pada indikator yang telah ditentukan sebelumnya.
Bentuk instrumen tersebut dapat berupa:
a.
Pertanyaan lisan, yang berfungsi sebagai penilaian
formatif selama pembelajaran berlangsung
b.
Pertanyaan tertulis, dapat berbentuk:
1)
Pilihan Ganda, digunakan untuk mengetahui penguasaan
kompetensi pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan dapat lebih dikembangkan
pada tingkat aplikasi (terapan) dan evaluasi.
2)
Uraian Objektif, digunakan untuk mengetahui perolehan
kesimpulan, tafsiran dari peserta didik. Untuk itu, pendekatan pembelajaran
harus bermakna.
3)
Uraian bebas, digunakan untuk mengukur kemampuan peserta
didik pada ranah kognitif terkait dengan pengembangan prakarya berbasis kewirausahaan.
4)
Portofolio, merupakan kumpulan hasil karya, tugas,
pekerjaan siswa disusun berdasarkan urutan kategori kegiatan:
berkarya atau dan tugas yang memberi gambaran
perkembangan kompetensi pesertadidik,
sekaligus dipakai sebagai
bahan penilaian proses.
5)
Unjuk kerja
(UK) digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi peserta didik dalam praktik.
Penilaian UK berhubungan dengan
sikap, etika dan estetika
sebagai dampak
proses pembelajaran keterampilan Prakarya
dan Kewirausahaan. Sebagai
kelengkapan pengembangan penilaian otentik dapat melihat skema di atas.
Bentuk instrumen nontes tersebut dapat
berupa:
1)
Pengamatan
langsung ketika pesertadidik berkarya, dengan mencata perilaku berdasarkan
minat, keingintahuan, serta kemampuan memecahkan masalah secara pribadi maupun
kelompok.
2)
Pencatatan
kemajuan kinerja pesertadidik melalui kemampuan mengatasi maslaah, serta
memfinishing karya yang dapat disajikan secara terbuka, tertulis, maupun bentuk
benda.
3)
Unsur
yang dinilai: estetik, ergonomis, kreatif, hygienis, ketepatan, kecepatan dan
kecakapan berdasarkan jenis dan materi pelajarannya.